"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"

2012/08/06

Filosofi Buah

Tentang buah.....

1. Pohon tidak makan dari buahnya sendiri.

Buah adalah hasil dari pohon.
Dari mana pohon memperoleh makan? Pohon memperoleh makan dari tanah. Semakin dalam akarnya makin banyak nutrisi yang diserap.

Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan.

Mengapa buah kurma manis sekali. Pohon kurma itu ditanam di padang pasir. Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter, kemudian ditutup dengan 4 lapisan.

Sebelum pohon kurma itu tumbuh, dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir.

Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkn hasil yang luar biasa. Seperti juga pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan.

2. Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang.

Kadang kita protes, kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain. Inilah prinsip memberi.

Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah.
Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan.
Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri.

Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.

3. Buah yang dihasilkan pohon itu menghasilkan biji, dan biji itu menghasilkan multiplikasi.

Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi dampak positif terhadap orang lain.

Menjadi Orang bukan masalah posisi/jabatan, tapi mengenai pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain.

Selamat bertumbuh menjadi pohon yang bermanfaat.
---
Semoga bermanfaat. Kiriman dari seorang sahabat.

2012/08/01

Tahapan Proses Berpikir Kreatif dalam Pemecahan Masalah

1. Persiapan (Preparation)

Tahap awal berpikir kreatif menuntut individu mempersiapkan diri dengan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang relevan. Proses ini mencakup peningkatan kapasitas melalui pendidikan, membaca, berdiskusi, serta keterlibatan aktif dalam berbagai pengalaman kerja sehingga tercipta landasan kognitif yang memadai.

2. Penyelidikan (Investigation)
Sebelum menghasilkan gagasan baru, perlu dilakukan eksplorasi menyeluruh terhadap permasalahan yang dihadapi. Pengumpulan data, analisis informasi, serta pemahaman mendalam atas konteks masalah menjadi prasyarat penting agar solusi yang muncul relevan dan terarah.

3. Konsentrasi (Concentration)
Fase ini menekankan pemusatan perhatian secara penuh terhadap permasalahan. Dengan konsentrasi, individu dapat mengembangkan berbagai alternatif solusi melalui pendekatan kreatif seperti metode ATM-I (Amati, Tiru, Modifikasi, Inovasi) maupun SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify, Put to another use, Eliminate, Reverse).

4. Pengeraman (Incubation)
Apabila solusi belum ditemukan, diperlukan jeda yang memungkinkan pikiran bekerja secara tidak sadar. Pada tahap ini, aktivitas lain yang lebih rileks dapat menstimulasi gelombang otak alpha dan theta, yang terbukti mendukung munculnya ide-ide kreatif.

5. Pencerahan (Illumination)
Tahap pencerahan merupakan momen munculnya gagasan baru yang orisinal, sering digambarkan sebagai aha moment. Inspirasi kerap muncul secara tiba-tiba setelah periode pengeraman, sebagaimana pengalaman Archimedes ketika menemukan prinsip hidrostatis.

6. Verifikasi (Verification)
Gagasan yang lahir perlu diuji melalui pemikiran logis dan analisis rasional. Proses verifikasi bertujuan memastikan apakah ide tersebut layak diterapkan, realistis, serta memiliki efektivitas praktis dalam menjawab persoalan.

7. Implementasi (Implementation)
Tahap akhir adalah penerapan gagasan dalam praktik nyata. Hanya melalui implementasi, ide kreatif dapat memberikan kontribusi nyata dalam penyelesaian masalah dan menghasilkan perubahan yang diharapkan.


2012/06/10

Modal Dasar Kepemimpinan


Dalam diskursus tentang kepemimpinan, begitu banyak aspek yang bisa didalami. Mulai dari defenisi kepemimpinan, modal dasar kepemimpinan, tipe kepemimpinan, hingga teori syarat kepemimpinan. Dan dari semua hal tersebut di atas sudah demikian banyak ahli, pakar ataupun peneliti tentang kepemimpinan yang sudah  membukukannya, menuliskan di artikel, jurnal dan menyampaikannya di forum-forum ilmiah atau dalam kesempatan-kesempatan lainnya.

Berbekal sedikit pengetahuan tentang syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, maka di sini saya ikut ‘menggarami laut’ wacana kepemimpinan tersebut. Tulisan ini saya olah dari berbagai sumber, termasuk enrichment dari pengalaman sendiri.

Bahasan kali ini dikhususkan pada modal dasar yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin (terutama di organisasi modern). Apa saja modal tersebut? Bagi Anda yang merupakan pemimpin di lingkungan (tempat kerjanya) masing-masing bisa sambil melakukan check-list apakah sudah memiliki atau belum. Atau bagi yang sudah punya, apakah sudah dimanfaatkan untuk perbaikan organisasi/ perusahaan atau belum? Tapi tentu saja saya yakin, Anda semua yang sempat membaca tulisan sederhana ini adalah pemimpin-pemimpin hebat yang sudah memiliki dan menjalankan modal dasar ini dengan efektif.

So, bagi Anda yang merupakan pemimpin di kategori yang baru saja  saya sebutkan tadi, anggap saja tulisan ini sebagai pengingat sajaJ

Modal dasar yang wajib dimiliki seorang pemimpin adalah meliputi dua hal: Personal Characteristics dan Managerial Skills. Ini masih merupakan modal dasar, artinya banyak modal lain yang perlu dimiliki juga agar kepemimpinan bisa lebih efektif serta lebih berdaya dan memberdayakan.

Personal characteristics menyangkut hal-hal berikut ini:
11.       Self Confidence
22.       Initiative
33.       Energy
44.       Creativity
55.       Maturity

Managerial Skills meliputi hal-hal berikut ini:
11.       Problem Solving Skills
22.       Interpersonal Skills
33.       Communication Skills
44.       Persuasive Skills
55.       Managerial Behaviors

---