Suatu desa yang rata-rata penduduknya bekerja sebagai petani, kedatangan seorang bijak dan ahli. Orang bijak tersebut berjalan menyusuri pedesaan, ladang-ladang, hutan kecil hingga di sebuah persawahan yang luas. Beberapa petani terlibat percakapan dengan Sang Bijak.
"Pak, dalam sekali panen biasanya sawah ini menghasilkan berapa kwintal gabah?" tanya orang bijak tersebut.
"Kira-kira sekarang ini ada 4 kwintal", jawab petani dengan mantap.
"Pak, lihatlah sawah ini begitu bersih, tidak ada rumput disela-selanya. Bahkan hingga seluruh lumpur bisa terlihat di sela tanaman dengan jelas. Jangankan rumput, lumut juga tidak tampak. Berarti bapak-bapak sekalian, dengan sangat baik merawat tanaman padi ini.", kata Sang Bijak.
"Benar sekali! Saat ini kami merawat dengan sangat baik. Kalau kami tidak rawat dan bersihkan rumput tersebut dengan baik, sudah pasti hasilnya akan berkurang.", penjelasan Pak Tani.
"Baiklah, kalau diijinkan saya ada saran. Sehingga hasil gabah setiap panen bisa jauh lebih banyak.", Sang Bijak menawarkan.
"Tentu saja kami mau, bagaimana melakukannya?", tanya Pak Tani.
"Mudah saja, biarkan rumput itu hidup disekitar tanaman padi. Dan lihatlah nanti bahwa hasil padinya akan jauh lebih banyak." ucap Sang Bijak.
"Wah dasar, ide gila, bagiamana mungkin. Lagi pula Anda bukan petani seperti kami yang sangat tahu dengan kondisi sawah dan bagaimana mengerjakannya. Kami tidak percaya! Dengan dirawat baik, hasilnya pasti lebih baik.", ucap petani dan diiyakan oleh petani lainnya.
Percakapan itu bubar. Dan beberapa petani tampak kecewa. Setelah waktu itu Orang Bijak itu menyewa sepetak sawah dan mengajak petani untuk garap sawah itu, dengan syarat sesuai dengan cara dari orang bijak tersebut, pada musim tanam depan.
Tibalah saat musim tanam dan petani lain masih dengan cara biasanya, namun sawah yang disewa oleh orang bijak itu, dengan cara yang berbeda. Dibiarkan ada rerumputan di sela tanaman padinya. Dan minggu demi minggu berjalan, hingga sampailah pada musim panen.
Para petani sibuk memanen hasil mereka. Sebagian lagi dijual secara borongan di sawah masing-masing. Sawah sewaan orang bijak itu, dipanen dan hasilnya ditimbang dan disimpan di rumah yang disewanya. Petani yang membantu heran sekali, atas hasil gabah dari sawah yang disewa itu. Hasil banyak, jauh lebih banyak dari yang biasanya. Lalu dia banyak bercerita tentang hal itu ke petani lain. Dan semua menjadi tahu, bahwa saran orang bijak tersebut benar dan terbukti.
Dalam tulisan ini kita tidak bercerita tentang bagaimana kita bertanam padi, namun tentang kompetisi. Ya Kompetisi !. Mengapa padi yang diselanya banyak rerumputan justeru memiliki hasil yang lebih? wah kalau kita bahas secara ilmu pertanian, mungkin akan beda analisanya. Ini kita lihat dalam sebuah filosofi mengenai kompetisi. Tanamam padi tersebut dengan adanya rerumputan atau lumut disela-selanya, maka dia senantiasa berkompetisi dalam mendapatkan makanan. Diluar bisa jadi adanya proses penguraian lain dari rumput yang memberikan sumber makanan untuk padi tersebut. Karena jika rumput itu tidak ada, maka tanaman padi akan tumbuh sendiri, mencari makanan sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali bisa terlihat secara langsung hasil dengan adanya kompetisi. Mari kita perhatikan dan renungkan sejenak. Saat menyetir mobil di jalan tol. Saat tol lancar dan tenang, kita mnegikuti dengan rasa santai. Apalagi saat hanya beberapa kendaraan saja. Semua kendaraan berjalan dengan teratur sesuai jalur, tidak banyak rasa terpancing untuk saling mendahului. Saat agak padat, ada banyak kendaraan, apalagi kalau ada kendaraan lain yang mendahului, kita berpacu untuk mendahului.
Saat renang kita meluncur dari ujung ke ujung kolam, jika tanpa orang lain, kita akan tetap berenang dengan kecepatan biasanya. Kalau saja ada perenang lain, disamping jalur kita dan mendahului, ceritanya jadi lain. Ada rasa termotivasi untuk mempercepat. Bahkan bisa jadi hal itu tanpa disadari. Otomatis kecepatan renang kita bertambah.
Dalam banyak hal kompetisi ini sangat dibutuhkan. Kita bisa berhasil, bukan saja karena adanya tim yang kuat, sumber daya kita, namun kompetisi dengan yang lainnya membuat kita terpacu semakin kuat. Kompetisi melahirkan sebuah motivasi dan dalam banyak hal, motivasi ini mendorong sukses dengan kontribusi yang besar.
Pada suatu organisasi manajemen, kompetisi secara positif harus senantiasa diciptakan, karena akan sangat berpengaruh pada produktivitas. Para Leader dalam organisasi mesti piwai dalam melakukan kontrol manajemen kompetisi ini. Karena akan berbatas tipis, kompetisi yang diciptakan bergeser ke arah kompetisi negatif yang justeru mematikan motivasi.
Dalam setiap pribadi, kompetisi bisa diciptakan dengan parameter tertentu, sehingga terjaga dalam motivasi dengan stamina prima. Kompetisi yang terjadi dengan pihak external, dengan parameter logis, berbanding dengan target yang memungkinkan bisa dicapai dengan cara SMART. Fleksibelitas seseorang dalam melakukan short interval follow up terhadap target tertentu saat kompetisi akan menjadi sarana dalam menjaga stabilitas motivasi diri.
Kompetisi ini juga sangat baik, kita berikan kepada anak-anak kita, sehingga memiliki jiwa fighter yang tangguh. Terhindar dari mudah menyerah, berkeluh kesah, dll. Banyak games simulasi untuk berkompetisi, banyak sarana di keluarga dengan cara menyenangkan kompetisi bisa dilakukan.
Karena kompetisi membuat kita berisi dan berbobot lebih, tertantang dalam kompetisi sehat merupakan sarana sehat dalam mengasah kemampuan diri, sehingga selalu bisa lebih baik. Bukan yang terbaik sebagai target, namun terus menjadi lebih baik. Bisa jadi menjadi yang terbaik, hanya sesekali waktu saja, namun selalu menjadi yang terbaik, berarti kompetisi setiap saat. Selamat berkompetisi!
by:
Yant Subiyanto, ST,CM-NLP,CH,CHT
"Pak, dalam sekali panen biasanya sawah ini menghasilkan berapa kwintal gabah?" tanya orang bijak tersebut.
"Kira-kira sekarang ini ada 4 kwintal", jawab petani dengan mantap.
"Pak, lihatlah sawah ini begitu bersih, tidak ada rumput disela-selanya. Bahkan hingga seluruh lumpur bisa terlihat di sela tanaman dengan jelas. Jangankan rumput, lumut juga tidak tampak. Berarti bapak-bapak sekalian, dengan sangat baik merawat tanaman padi ini.", kata Sang Bijak.
"Benar sekali! Saat ini kami merawat dengan sangat baik. Kalau kami tidak rawat dan bersihkan rumput tersebut dengan baik, sudah pasti hasilnya akan berkurang.", penjelasan Pak Tani.
"Baiklah, kalau diijinkan saya ada saran. Sehingga hasil gabah setiap panen bisa jauh lebih banyak.", Sang Bijak menawarkan.
"Tentu saja kami mau, bagaimana melakukannya?", tanya Pak Tani.
"Mudah saja, biarkan rumput itu hidup disekitar tanaman padi. Dan lihatlah nanti bahwa hasil padinya akan jauh lebih banyak." ucap Sang Bijak.
"Wah dasar, ide gila, bagiamana mungkin. Lagi pula Anda bukan petani seperti kami yang sangat tahu dengan kondisi sawah dan bagaimana mengerjakannya. Kami tidak percaya! Dengan dirawat baik, hasilnya pasti lebih baik.", ucap petani dan diiyakan oleh petani lainnya.
Percakapan itu bubar. Dan beberapa petani tampak kecewa. Setelah waktu itu Orang Bijak itu menyewa sepetak sawah dan mengajak petani untuk garap sawah itu, dengan syarat sesuai dengan cara dari orang bijak tersebut, pada musim tanam depan.
Tibalah saat musim tanam dan petani lain masih dengan cara biasanya, namun sawah yang disewa oleh orang bijak itu, dengan cara yang berbeda. Dibiarkan ada rerumputan di sela tanaman padinya. Dan minggu demi minggu berjalan, hingga sampailah pada musim panen.
Para petani sibuk memanen hasil mereka. Sebagian lagi dijual secara borongan di sawah masing-masing. Sawah sewaan orang bijak itu, dipanen dan hasilnya ditimbang dan disimpan di rumah yang disewanya. Petani yang membantu heran sekali, atas hasil gabah dari sawah yang disewa itu. Hasil banyak, jauh lebih banyak dari yang biasanya. Lalu dia banyak bercerita tentang hal itu ke petani lain. Dan semua menjadi tahu, bahwa saran orang bijak tersebut benar dan terbukti.
Dalam tulisan ini kita tidak bercerita tentang bagaimana kita bertanam padi, namun tentang kompetisi. Ya Kompetisi !. Mengapa padi yang diselanya banyak rerumputan justeru memiliki hasil yang lebih? wah kalau kita bahas secara ilmu pertanian, mungkin akan beda analisanya. Ini kita lihat dalam sebuah filosofi mengenai kompetisi. Tanamam padi tersebut dengan adanya rerumputan atau lumut disela-selanya, maka dia senantiasa berkompetisi dalam mendapatkan makanan. Diluar bisa jadi adanya proses penguraian lain dari rumput yang memberikan sumber makanan untuk padi tersebut. Karena jika rumput itu tidak ada, maka tanaman padi akan tumbuh sendiri, mencari makanan sendiri.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali bisa terlihat secara langsung hasil dengan adanya kompetisi. Mari kita perhatikan dan renungkan sejenak. Saat menyetir mobil di jalan tol. Saat tol lancar dan tenang, kita mnegikuti dengan rasa santai. Apalagi saat hanya beberapa kendaraan saja. Semua kendaraan berjalan dengan teratur sesuai jalur, tidak banyak rasa terpancing untuk saling mendahului. Saat agak padat, ada banyak kendaraan, apalagi kalau ada kendaraan lain yang mendahului, kita berpacu untuk mendahului.
Saat renang kita meluncur dari ujung ke ujung kolam, jika tanpa orang lain, kita akan tetap berenang dengan kecepatan biasanya. Kalau saja ada perenang lain, disamping jalur kita dan mendahului, ceritanya jadi lain. Ada rasa termotivasi untuk mempercepat. Bahkan bisa jadi hal itu tanpa disadari. Otomatis kecepatan renang kita bertambah.
Dalam banyak hal kompetisi ini sangat dibutuhkan. Kita bisa berhasil, bukan saja karena adanya tim yang kuat, sumber daya kita, namun kompetisi dengan yang lainnya membuat kita terpacu semakin kuat. Kompetisi melahirkan sebuah motivasi dan dalam banyak hal, motivasi ini mendorong sukses dengan kontribusi yang besar.
Pada suatu organisasi manajemen, kompetisi secara positif harus senantiasa diciptakan, karena akan sangat berpengaruh pada produktivitas. Para Leader dalam organisasi mesti piwai dalam melakukan kontrol manajemen kompetisi ini. Karena akan berbatas tipis, kompetisi yang diciptakan bergeser ke arah kompetisi negatif yang justeru mematikan motivasi.
Dalam setiap pribadi, kompetisi bisa diciptakan dengan parameter tertentu, sehingga terjaga dalam motivasi dengan stamina prima. Kompetisi yang terjadi dengan pihak external, dengan parameter logis, berbanding dengan target yang memungkinkan bisa dicapai dengan cara SMART. Fleksibelitas seseorang dalam melakukan short interval follow up terhadap target tertentu saat kompetisi akan menjadi sarana dalam menjaga stabilitas motivasi diri.
Kompetisi ini juga sangat baik, kita berikan kepada anak-anak kita, sehingga memiliki jiwa fighter yang tangguh. Terhindar dari mudah menyerah, berkeluh kesah, dll. Banyak games simulasi untuk berkompetisi, banyak sarana di keluarga dengan cara menyenangkan kompetisi bisa dilakukan.
Karena kompetisi membuat kita berisi dan berbobot lebih, tertantang dalam kompetisi sehat merupakan sarana sehat dalam mengasah kemampuan diri, sehingga selalu bisa lebih baik. Bukan yang terbaik sebagai target, namun terus menjadi lebih baik. Bisa jadi menjadi yang terbaik, hanya sesekali waktu saja, namun selalu menjadi yang terbaik, berarti kompetisi setiap saat. Selamat berkompetisi!
by:
Yant Subiyanto, ST,CM-NLP,CH,CHT