Gonjang ganjing boleh tidaknya Polisi Wanita
(Polwan) berjilbab di negeri dengan mayoritas penduduk muslim terbesar
di jagad raya, Indonesia tercinta, menemukan secercah harapan sejak
pernyataan Kapolri yang baru, Jenderal Polisi Sutarman, yang mengizinkan
para polwan muslimah mengenakan jilbab sesuai dengan syariat agamanya,
maka kita lihat berbondong-bondonglah para Polwan muslimah tersebut
mengenakan jilbab sebagai bagian dari syariat agama yang diyakininya.
Di tengah euphoria yang dirasakan dan dirayakan oleh saudari muslimah kita yang Polwan itu, tiba-tiba beredarlah Telegram Rahasia (TR) yang memerintahkan para polwan muslimah tersebut untuk menunda mengenakan jilbab.
Telegram yang ditandatangani oleh Wakapolri Komjen Oegroseno yang sifatnya rahasia dan hanya untuk kalangan internal polri tersebut akhirnya bocor dan menjadi konsumsi publik.
Komitmen Polri pun dipertanyakan banyak pihak karena seolah Polri telah menelan ludah yang sudah dikeluarkannya. TR yang bocor dan beredar melalui berita-berita online itu tentu telah mengangetkan pihak yang bermain rahasia.
Tapi dibalik kekagetan polri itu sebetulnya ada satu pelajaran khusus (hikmah) yang bisa mereka petik dengan TR yang telah mencoreng muka mereka sendiri sebagai institusi yang katanya pelindung masyarakat itu.
Mereka sepertinya harus mengingat-ingat dan belajar Al Qur’an Surat Al-Anfaal ayat 30 yang sebagian ayat terakhirnya berbunyi (dalam ejaan latin), wayam kuruuna wayam kurullahu wallahu khairul maakiriin. Artinya “… mereka memikirkan tipu daya (makar) dan Allah menggagalkan tipu daya (makar) itu”. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan tipu daya yang lebih hebat dari yang mereka pikirkan.
Pelajaran lain buat Polri dari kasus bocornya TR ini adalah supaya ke depan Polri bisa lebih bijak dalam melangkah dan bereaksi. Tidak reaktif yang akhirnya kontra produktif. Setelah kejadian bocornya TR tersebut ada beberapa berita online yang menunjukkan bahwa Polwan muslimah di Inggris dan Kanada ada yang mengenakan jilbab ketika bertugas. Bila tidak ingin terlalu jauh melihat ke Inggris dan Kanada, maka Polri bisa melihat dan belajar dari negara tetangga, Australia, yang membolehkan polisi muslimah mengenakan jilbab saat dinas.
Foto yang ada di tulisan ini adalah bukti bahwa kebebasan menjalankan syariat agama di negara yang mayoritas penduduknya tidak beragama (agnostik) seperti Australia pun membolehkan Polwan muslimah berjilbab saat berdinas. Bila kita ke airport di negara bagian Western Australia misalnya, jangan kaget juga kalau petugas imigrasi muslimah di bandara ada yang berjilbab.Pada akhirnya Polri juga harusnya bisa belajar memahami bahwa Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim ini sedang mengalami kebangkitan dalam memahami dan mengamalkan agamanya dan akan kontra produktif bila Polri menjadi barisan penghambat kebangkitan umat Islam di negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di planet bumi ini. (nh/sbb/dakwatuna)
Bila tidak ingin terlalu jauh melihat ke Inggris dan Kanada, maka Polri bisa melihat dan belajar dari negara tetangga, Australia, yang membolehkan polisi muslimah mengenakan jilbab saat dinas.