Bagi Sobat Bloggers yang mau tukeran link, monggo ditunggu konfirmasinya di email feribatahan@yahoo.com ya. Terimakasih dan tetap SEMANGAT Kakak! ****** Yang ingin berdiskusi tentang Customer Operation, Contact Center, People Management, Ecommerce, Digital Marketing hingga Hypnotherapy juga boleh via WA +6281999798081:)

Saturday, November 26, 2011

Proses dan Sikap Layanan seorang Agent Contact Center

Kemarin saya berkesempatan menjadi fasilitator di kelas improvement agen (officer) di contact center tempat saya bekerja. Tema pembicaraan saya adalah parameter ‘proses dan sikap’ dalam melayani pelanggan. Proses dan sikap dalam pelayanan yang diberikan oleh seorang agen sangat mempengaruhi ‘rasa’ yang diterima oleh pelanggan di ujung telepon. Dan saya fikir ini akan sangat bermanfaat jika saya tuangkan dalam bentuk tulisan, meskipun sangat singkat. Hitung-hitung belajar menulis. hehe

Apakah pelanggan merasa dilayani dengan sopan, baik, ramah dan hangat sangat ditentukan oleh proses dan sikap yang diberikan oleh agen. Demikian juga sebailknya, proses dan sikap yang kurang pantas atau tidak baik yang diberikan oleh seorang agen akan menggiring persepsi pelanggan kepada ‘bad image’ terhadap perusahaan yang diwakili oleh agen tersebut.

Pada level selanjutnya, parameter proses dan sikap ini sangat erat kaitannya terhadap puas tidaknya pelanggan. Solusi yang agak sedikit kurang tepat –misalnya- bila disampaikan dengan proses dan sikap yang hangat, ramah dan penuh percaya diri dalam membantu pelanggan bisa mendatangkan rasa puas kepada pelanggan. Sebaliknya, meskipun solusi yang diberikan sudah tepat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku –terms and conditions, namun jika diberikan dengan cara yang tidak baik, maka pelanggan sudah bisa dipastikan tidak puas, malahan bisa kecewa, dan dalam persepsi pelanggan, solusi itu bisa menjadi salah. Solusi yang dianggap salah, treatment yang diberikan terhadap pelanggan juga dianggap tidak baik, maka sudah pasti menjadi bad image dari contact center tersebut, atau perusahaan yag diwakilinya.

Alasan di ataslah yang menguatkan argumen bahwa seorang agen itu adalah seorang duta, ambassador, bagi perusahaannya. Bad and good image of the company comes from their agents treatment to their customers. Ya, perlakuan agen terhadap pelanggannya akan menjadi ‘citra’ bagi perusahaannya. Dan yang paling berperan dalam membuat ‘citra’ ini adalah parameter proses dan sikap layanan, tentu saja tanpa mengenyampingkan tepat tidaknya solusi yang diberikan.

Mengingat begitu strategisnya parameter proses dan sikap layanan ini, makanya organisasi-organisasi contact center saat ini terus melakukan edukasi, training, pelatihan dan coaching, atau hal sejenisnya kepada agen-agen mereka untuk menguatkan pemahaman tentang arti strategis parameter proses dan sikap layanan ini.

Dengan semakin berkembangnya industri contact center saat ini, tentu saja akan banyak pula parameter-parameter yang terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing contact center tersebut. Namun secara umum dalam parameter proses dan sikap layanan terdapat hal-hal berikut yang perlu dinilai dan terus dimonitoring oleh quality control (atau quality assurance) dari contact center tersebut:

1. Salam pembuka; perlu berintonasi ramah dan akrab, karena bagian ini adalah awal yang sangat menentukan ‘persepsi’ pelanggan selanjutnya. Hal-hal mandatory yang biasanya disampaikan adalah nama perusahaan, salam (selamat pagi/siang/sore/malam), nama agent, dan penawaran bantuan.

2. Agen menanyakan nama pelanggan dan menyebutnya secara pantas dan berulang dalam percakapan. Ini menunjukkan keramahan, rasa peduli, dan menunjukkan bahwa agen mengingat pelanggan secara personal. Hal ini dapat menyentuh rasa ‘humane’ dari sisi pelanggan. Pada contact center tertentu yang sudah menggunakan sistem Customer Relationship Management (CRM) yang lebih komprehensif, dan database pelanggan mereka sudah registered semua, maka proses menanyakan nama pelanggan ini bisa di-skip. Atau tinggal melakukan verifikasi saja, apakah nama pelanggan betul sama dengan yang menelpon (menghubungi contact center) atau tidak.

3. Agen menawarkan bantuan. Dan atau dilanjutkan dengan menanyakan keperluan/kebutuhan pelanggan dengan lebih detail. Pada proses ini bisa disesuaikan layanannya dengan maksud dan tujuan pelanggan menghubungi contact center; apakah menanyakan informasi tentang promo program, permintaan aktivasi/deaktivasi fitur, billing-info dll, atau pengaduan (komplain).

4. Agen mengulang kembali maksud dan tujuan pelanggan (konfirmasi permasalahan pelanggan). Ini diperlukan agar tidak terjadi kesalahpahaman. Solusi yang tepat sasaran dapat diberikan bila agen memahami dengan cermat kebutuhan pelanggan. Solusi bisa cepat diberikan setelah agen berhasil menghimpun data terkait permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan.

5. Setelah solusi diberikan. Agen pelu melakukan konfirmasi tentang penerimaan pelanggan. Apakah pelanggan sudah dapat memahami infomasi yang diberikan perlu dikonfirmasikan untuk menghindari call berulang terhadap permasalahan yang sama di waktu-waktu berikutnya. Pada saat pemberian solusi, terkadang agen perlu melakukan pengecekan aplikasi dalam waktu (mungkin) agak sedikit lama. Untuk hal ini agen diperkenankan melakukan hold (minta pelanggan menunggu). Sampaikan kalimat permintaan kepada pelanggan apakah bersedia menunggu beberapa saat untuk dilakukan pengecekan aplikasi. Jika sebelum melakukan hold perlu dilakukan permintaan terlebih dahulu, demikian juga setelah hold, agent perlu menyampaikan ucapan terimakasih telah bersedia menunggu.

6. Setelah pelanggan confirmed dengan apa yang diberikan oleh pelanggan. Agen bisa meneruskan pada penawaran bantuan lainnya, jika diperlukan (ini bisa juga di-skip untuk keperluan tertentu, tergantung pada kebijakan manajemen contact center).

7. Dan yang terakhir adalah salam penutup. Ucapkan kalimat terimakasih yang tulus karena telah menghubungi contact center.

8. Tambahan: Pada proses penanganan komplain, diajarkan juga banyak magic words kepada agen untuk digunakan dalam rangka menunjukkan rasa empati, peduli, dan juga permohonan maaf atas ketidaknyamanannya kepada pelanggan.

Demikian uraian singkat tentang parameter poses dan sikap layanan di contact center. Uraian ini sangat bersifat umum, dan tentu saja bukan hal yang asing bagi bapak-ibu sekalian yang aktif di contact center. Semoga bermanfaat, dan mohon dikoreksi jika ada yang kurang tepat.

Salam contact center Indonesia!
Bandung, 26 November 2011


Baca juga artikel terkait lainnya:
Relokasi Contact Center atau Multi-sites
Proses dan Sikap Layanan seorang Agent Contact Center
Pengertian FCR dan Repeated Calls di Contact Center
Perbedaan Call Center dan Contact Center

*Picture is powered by google

Thursday, November 24, 2011

Bergairah Di Kantor Yang Terasa Gerah

Catatan Kepala: ”Gairah kerja kita tidak terpengaruh oleh suasana kantor, selama memiliki keinginan untuk membuat pencapaian bernilai dalam hidup.” 
Saya yakin Anda menghabiskan sebagian besar waktu bekerja di ruang ber-AC. Ya kalaupun sesekali keluar dari ruangan sejuk itu, kan masih ada AC alam yang menghembuskan sepoinya. Makanya, kita jarang berada di tempat yang membuat gerah. Tapi, kenapa ya kita masih suka merasa ‘gerah’. Sejauh yang saya ketahui, ada begitu banyak alasan bagi seorang karyawan untuk merasa gerah dengan suasana kantor. Seseorang bisa bilang atasannya begini dan begitu. Dia juga bilang jika teman-temannya begana-begono. Bahkan sebagai seorang atasanpun bisa mengatakan anak buahnya sangat sulit diatur. Mungkin kita juga bisa bilang jika produk ini susah sekali jualannya. Atau, mungkin juga kita mengatakan sebuah kata sederhana ini; bosan!
Anda membutuhkan berapa banyak alasan untuk merasa gerah di kantor? Saya bisa tunjukkan lebih banyak alasan dari yang Anda butuhkan. Tetapi, hubungan antara saya dan Anda bukanlah untuk berbagi energy negatif seperti itu. Kita justru bisa menunjukkan fakta bahwa ditengah suasana kantor yang kita kira ‘menggerahkan’ itu lha kok selalu ada orang-orang yang cemerlang ya. Alih-laih merasa gerah, mereka malah terlihat semakin bergairah. Tidak heran jika mereka terlihat semakin bagus ditengah orang-orang yang ‘tidak bagus’ seperti kita. Bukan kepada trainer atau motivator terkenal Anda harus berguru soal itu. Melainkan kepada orang-orang sederhana di kantor Anda yang mampu menjadi pribadi yang terus bergairah, meskipun suasana kantor bisa membuat kita gerah. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar membangun gairah ditengah suasana kantor yang terasa gerah, saya ajak memulainya dengan mempraktekkan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:
1.      Lindungi perasaan sendiri. Salah seorang teman saya merasa diremehkan oleh rekan kantornya yang lebih senior. Teman lain merasa ‘tidak dianggap’ oleh anak buahnya sendiri. Penting untuk disadari bahwa perasaan kita sama sekali tidak ditentukan oleh orang lain. Bahkan ketika orang lain benar-benar melakukan sesuatu yang bisa menyakiti kita. Jika bisa menjaga perasaan kita sendiri dari pengaruhnya, maka perasaan kita akan baik-baik saja. Bagaimana pun juga, posisi kita sama seperti ‘orang itu’, yaitu; karyawan yang bertugas untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Maka orang lain boleh memilih untuk menjadi mitra yang baik bagi kita, atau menyaksikan jika prestasi kita tetap baik tanpa dukungan darinya. Apalagi jika posisi kita adalah atasannya. Misi pribadi kita adalah memberikan bantuan agar masa depannya bisa lebih baik dari sekarang. Orang itu boleh memilih untuk bekerjasama dengan kita dalam merancang karirnya yang lebih baik, atau bersikeras bahwa dia bisa mengurus dirinya sendiri. Syaratnya – nah kalau ini ada syaratnya; pekerjaan dan tanggungjawab hariannya diselesaikan dengan baik. Jadi, kondisi apapun yang Anda hadapi di kantor sebenarnya tidak bisa mempengaruhi perasaan Anda. Kecuali jika Anda gagal melindungi perasaan diri Anda sendiri.   
2.      Menjaga lidah.  Ada kalanya memang kantor kita sedang memasuki masa-masa yang sangat sulit. Konflik ‘tingkat tinggi’, mungkin. Kehadiran boss baru yang gayanya bertolak belakang dengan kebiasaan selama ini. Pengetatan anggaran, dan lain sebagainya. Perhatikan bagaimana kebanyakan orang merespon situasi itu. Toilet menjadi ajang diskusi seru. Tangga darurat menjadi tempat rumpi heboh berselaput asap. Warung kopi menjadi lokasi tumpahan keluh kesah. Anda, perlu menghindari hal-hal seperti itu. Percayalah, di perusahaan apapun Anda bekerja ada kemungkinan situasi itu Anda temui. Karena tidak ada satu pun perusahaan yang kebal terhadap perubahan. Sedangkan perubahan itu, tidak selamanya diawali dengan perasaan nyaman. Sebagian besar perubahan dimulai dengan rasa perih dan ketegangan. Maka kasak-kusuk seperti itu, tidak termasuk dalam daftar strategi untuk menghadapinya. Bersikaplah tenang sehingga Anda tidak tergoda untuk menumpahkan perasaan melalui lidah yang tiada bertulang. Karena salah berkata, akan salah pula pesan yang diterima oleh sel-sel syaraf di sekujur tubuh kita. Dan jika tubuh ini diberi informasi yang salah, maka bisa dipastikan sikap dan perilaku kita juga akan salah. Apalagi jika kata-kata yang tidak tepat itu kita gembar-gemborkan. Bukan hanya tubuh kita yang teracuni. Lingkungan dan karir kita juga ikut tercemari. Maka, jagalah lidah kita dari berkomentar yang tidak tepat terhadap suasana kantor yang gerah. Karena dimanapun Anda bekerja, akan ada saat seperti itu.
3.      Sikap tanpa keberpihakan.  Pekerjaan tidak bisa lepas dari ikatan emosi. Kedekatan kita kepada seseorang bisa menjadi jerat timbulnya keberpihakan kita kepadanya. Ingatlah, bahwa kita tidak benar-benar memahami apa yang sesungguhnya terjadi. Maka jika ada konflik tingkat tinggi, sebaiknya Anda tidak segera mengambil posisi untuk berpihak. Keberpihakan Anda bukan kepada atasan, teman, atau sahabat dekat; melainkan kepada perusahaan. Keberadaan kita dibayar oleh perusahaan untuk membela kepentingan perusahaan, itu sudah jelas sekali. Jika ada konflik, maka itu artinya perusahaan sedang terancam. Maka sebagai orang yang dipekerjakan untuk menjaga kepentingan perusahaan kita berkewajiban untuk tetap menempatkan kepentingan perusahaan itu didepan hal-hal lainnya. Begitulah seorang profesional yang layak. Sikap tanpa keberpihakan itu bukan hanya menguntungkan perusahaan lho. Sikap itu penting bagi diri kita sendiri. Seorang karyawan berpihak pada salah satu boss yang sedang berkonflik. Saat boss itu harus hengkang, orang ini ditinggalkan. Boss mendapatkan tunjangan tinggi untuk pergi. Sedangkan teman kita ini? Bisa Anda bayangkan apa didapatkannya, bukan? Ini bukan kisah hayalan. Realitas yang sudah sering kejadian. So, jika suasana di kantor Anda sudah terasa gerah karena adanya konflik tingkat tinggi; sebaiknya Anda mengambil sikap tanpa keberpihakan.
4.      Hidupkan AC dengan tangan sendiri. Ketika masih bekerja sebagai profesional, saya sering menjadi orang pertama yang tiba dikantor. Seluruh lorong kantor masih gelap dengan udaranya yang terasa pengap. Bayangkan jika saya membiarkan keadaan itu. Saya tentu akan berada di ruang gelap dan pengap sampai ada seseorang yang menyalakannya. Oh, tentu saya tidak mau begitu. Maka saya memilih untuk mengetahui dimana letak tombol lampu dan AC sehingga saya bisa menghidupkannya dengan tangan saya sendiri. Sama halnya juga dengan suasana kantor Anda yang terasa gerah itu. Kebanyakan orang hanya bisa mengeluhkan betapa gerahnya suasana dikantor itu. Gerah banget sih, disini! Tetapi tidak banyak yang bersedia bertindak untuk memperbaiki keadaan. Dalam banyak situasi, kegerahan di kantor disebabkan oleh orang-orangnya juga. Misalnya, sikap tidak respek terhadap rekan. Perilaku membangkang dan mempertanyakan otoritas atasan. Sering banget telat masuk ke kantor sehingga teman-teman dari departemen lain harus menunggu laporan dan data yang diperlukan. Terlalu banyak melakukan kesalahan sehingga atasan sering menegur. Atau sebaliknya, gaya sok-kuasa sehingga bawahan merasa kesal. Jarang banget kegerahan kantor yang ditimbulkan oleh aspek diluar perilaku kita sendiri. Wajar jika kita menghidupkan AC-nya dengan tangan kita sendiri.
5.      Jadilah penyejuk bagi orang lain.  Ketika Anda memasuki ruang kantor, biasanya lampu dan AC sudah menyala ya? Sudah sejuk sebelum Anda datang. Pernahkah Anda bertanya; siapakah gerangan orang yang menghidupkannya? Mungkin jarang sekali terpikirkan betapa orang itu telah memberi kesegaran bagi semua orang. Anda tidak perlu tergesa-gesa untuk pergi ke kantor hanya karena ingin menjadi orang pertama yang menghidupkan AC dan lampu bagi orang lain. Apalagi jika digedung perkantoran yang AC-nya diatur secara sentral. Tetapi Anda bisa menjadi orang pertama yang menciptakan suasana sejuk di kantor disepanjang hari itu. Jika Anda seorang atasan, maka suasana sejuk itu bisa dibangun melalui otoritas kepemimpinan Anda. Jika Anda belum menjadi atasan? Bisa dilakukan dengan cara menjadi bawahan yang kooperatif bagi atasan. Menjadi mitra kerja yang menyenangkan bagi teman-teman dalam kelompok kerja. Bisa menjadi senior yang rendah hati. Menjadi junior yang santun. Atau seribu satu peran lain yang bisa Anda mainkan. Hanya dengan peran sederhana itu saja Anda bisa menjadi penyejuk bagi orang lain lho. Dan dengan begitu, Anda bisa berkontribusi untuk menciptakan suasana kantor yang menyenangkan. Tidak harus menjadi boss dulu untuk mengambil peran itu, teman-teman. Kita semua, bisa melakukannya sesuai dengan fungsi, peran, dan posisi serta porsi masing-masing.
Orang yang merasa gerah selama bekerja tidak mungkin bisa menghasilkan kinerja yang tinggi. Energinya akan dihabiskan untuk melayani kegelisahan hati sepanjang hari. Sedangkan mereka yang bisa tetap menjaga suasana hatinya sejuk, tidak akan pernah bisa terpengaruh oleh suasana buruk yang sedang menerpa lingkungannya. Dia akan tetap fokus pada kinerjanya sehingga terlihat semakin cemerlang dibandingkan yang lainnya. Persis seperti bintang yang tetap bersinar, dikala langit gelap menyelimuti malam kelam. Maka tetaplah bergairah, sekalipun suasana di kantor Anda sedang memasuki masa-masa gerah.
Mari Berbagi Semangat!
DEKA - Dadang Kadarusman 24 November 2011
Trainer Bidang Leadership & Personnel Development
Penulis buku ”Natural Intelligence Leadership” (Tahap editing di penerbit)
Catatan Kaki:
Buatlah hari Anda sejuk selama berada di kantor. Maka suasana kantor Anda akan terasa sejuk bagi semua orang.  
Silakan di-share jika naskah ini Anda nilai bermanfaat bagi yang lain, langsung saja; tidak usah minta izin dulu. Tapi tolong, jangan diklaim sebagai tulisan Anda sendiri supaya pahala Anda tidak berkurang karenanya. 

Monday, November 21, 2011

Keajaiban Keyboard Kompie®

Postingan kali ini saya membahas tentang cara nenampilkan karakter unik di komputer. Ya, di judulnya saya menuliskan ‘Keajaiban Keyboard Kompie’. Ini tentang bagaimana memunculkan karakter-karakter huruf, tanda, symbol dll yang unik, dan mungkin saja kadang-kadang kita kesulitan menemukan caranya.

Di tulisan ini ditampilkan cara yang sangat sederhana, yang penting kita sering latihan sehingga hafal kode-kodenya. Nanti juga terbiasa sendiri. Langsung saja, saya tuliskan instruksinya dan di bawah juga ada contohnya:

1. Pastikan tombol indicator “Num Lock” menyala
2. Tekan tombol “Alt” bersamaan dengan penekanan tombol nomor 164 di keypad numeric computer Anda
Untuk kasus huruf besar (upper case) Ñ, Anda bisa membuatnya dengan menekan “Alt+165”
Berikut symbol-symbol lainnya:
  • Tanda derajat (° alt 0176)

  • Tanda copyright (© alt 0169)

  • Tanda registered (® alt 0174)

  • Tanda question mark terbalik (¿ alt 0191)

  • Tanda mata uang pound Inggris (£ alt 0163)

  • Tanda mata uang Yen Jepang (¥ alt 0165)

  • Tanda Euro (€ alt 0128)

  • Tanda cent (¢ alt 0162)

  • Tanda trademark (™ alt 0153)

  • Tanda prefix eksklamasi Spanyol (¡ alt 0161)

  • Tanda anak panah double ke kiri (« alt 0171)

  • Tanda plus minus (± alt 0177, seperti contoh DVD±RW drive)

  • Tanda anak panah double ke kanan (« alt 0187)

  • Tanda perkalian (× alt 0215)

  • Tanda pembagian (÷ alt 0247)
Sementara untuk number pad kode 1 hingga 30 (alt+1 hingga alt+30):

+1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
☺.☻♥.♦.♣.♠.•. ◘.○. ◙ . ♂ . ♀ . ♪ . ♫. ☼. ►. ◄ . ↕ .. ‼ .. ¶ .. §. ▬ .↨ .. ↑ .. ↓ .→. ←. ∟. ↔. ▲

Kunci shortcut karakter khusus ini hanya bekerja dengan program yang menerima input kode ASCII, seperti di Microsoft Word, email, notepad, wordpad, dan sebagainya. Selain itu encoding karakter juga bisa berbeda di masing-masing system, baik untuk Windows ataupun berbeda di Macintosh. Shortcut di atas hanya bekerja di number pad di PC desktop, tidak di notebook, laptop, dan sebagainya, kecuali terdapat numeric pad seperti di desktop.

Anda juga dapat melihat karakter special tersebut di Windows dengan memilih menu “Run”, lalu ketik “charmap”. Atau juga bisa dengan memilih “All programs – utilities atau accessories – System Tools – Character Map”.

Selamat mencoba..
*From any source in the internet
(picture is powered by google)

Friday, November 18, 2011

Saya Anti ‘Pemerintah’!


Kalau saja saya membuat tulisan ini di masa pemerintahan Orde Baru dulu, mungkin langsung diciduk oleh aparat keamanan. Media yang memuatnya pun akan dibredel. UU Subversif langsung dijadikan alasan. Tapi untunglah di masa kita sekarang kebebasan berpendapat sudah terus dihargai oleh Negara. Credit poin buat government. 

Menurut saya, sepanjang argumentasi yang disampaikan benar dan dapat dipertanggungjawabkan, maka pendapat bagaimanapun dan tentang apapun perlu diappresiasi sebagai penghormatan terhadap kemanusiaan. Kenapa? Karena jalan pikiran manusia itu unik dan tidak bisa dipaksakan untuk diseragamkan maka menghormati jalan pikiran seseorang, berarti menghormati pula nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.
Lalu, apa argumentasi saya sehingga membuat tulisan yang mungkin terdengar frontal ini? Sederhana saja. Saya minta para pembaca sekalian mengembalikan kata ‘Pemerintah’  pada kata dasarnya, maka keluarlah kata ‘perintah’.

Kata ‘Perintah’ memiliki makna perkataan yg bermaksud menyuruh melakukan sesuatu; suruhan. Maka ‘pemerintah’ adalah orang atau sekelompok orang atau lembaga yang melakukan pekerjaan menyuruh melakukan sesuatu kepada pihak lain. Pemerintah itu inginnya mengeluarkan perintah terus.

Pemerintah’ bisa saja tidak melakukan kewajiban seperti apa yang harus dilakukan oleh yang diperintahnya. Kata pemerintah memunculkan dikotomi yang tajam antara ‘yang memerintah’ dengan ‘yang diperintah’. Relasinya seperti yang ‘berkuasa penuh’ dengan ‘tuna-kuasa’, seperti relasi ‘penjajah’ dan ‘terjajah’. Maka dalam sudut pandang ini, pemerintah pasti selalu merasa benar dan pandai, sementara pihak yg satunya adalah salah dan bodoh.

Hubungan seperti itu jelas tidak sehat dan menimbulkan ekses lain. Yang memerintah atau yang mengeluarkan perintah akan jadi jumawa dan merasa paling benar sehingga akan semakin sok kuasa. Sementara yang diperintah terus menerus akan merasa tertindas, perasaan inferiority complex bisa menjadi penyakit kronis.
Karena jumlah yang diperintah jauh lebih banyak daripada yang memerintah, maka orang-orang yang berpenyakit inferior di suatu negeri itu jauh lebih banyak pula. Akibatnya kontribusi kemajuan bangsa dari orang-orang yang inferior tentu saja sulit diharapkan. Di pihak lain, pemerintah yang sok dengan kuasanya akan bersikap semena-mena, karena rakyat mereka anggap hanyalah objek yang bisa disuruh-suruh, yang bisa diperintah terus.

Oleh karena itu, bagi kita yang selama ini terus di’dubbing massal’untuk menggunakan kata ‘pemerintah’ sebagai ganti predikat terhadap penyelenggara, pengurus, atau aparatur negara saatnyalah mulai sekarang merubah kata itu. Kita mulai dari lingkungan kita, hingga suatu saat diharapkan kata ‘pemerintah’ secara total diganti dengan ‘pengurus negara’ di semua level.

Gagasan ini terlihat sederhana dan sepele, tetapi tidak dalam jangka panjang. Terus menggunakan kata ‘pemerintah’ hanya akan membuat bangsa ini mandeg bahkan mundur ke era seperti zaman penjajahan dulu. Tentu kita semua sebagai anak bangsa yang cinta bangsa dan tanah air Indonesia tidak mau hal itu terjadi. Maka mulailah merubah kata ‘pemerintah’ itu. Karena seperti kata pepatah, change your word, change your world. Merubah kata, akan merubah dunia. Para penggiat NLP (Neuro Linguistics Program) meyakini bahwa mengganti kata akan merubah makna, akan merubah pikiran, dan selanjutnya akan merubah tindakan.

Demikian argumentasi saya menulis judul ini sebagai Saya Anti ‘Pemerintah’. Yang coba saya tolak adalah makna terselubung dalam kata ‘pemerintah’ itu, bukan anti pada pengurus Negara yang saat ini dikepalai oleh Presiden Soesilo bambang Yudhoyono. Mereka tetap kita dukung sampai akhir masa jabatannya. Jadi saya tidak menghasut kan kan pak Beye? Hehehe. Merdeka!

Salam anak negeri.
Bandung, 18 November 2011
Temukan juga disini : kompasiana
dan di: http://hminews.com/opini/saya-anti-%E2%80%98pemerintah%E2%80%99/ 

Tuesday, November 15, 2011

Gandhi dan Walk the Talk


Picture is powered by google
Diceritakan pada suatu ketika ada seorang ibu yang mulai gusar dengan kebiasaan anaknya yang terus memakan permen. Sudah berkali-kali si ibu menasihati si anak agar tidak terus mengkonsumsinya. Si Ibu melarang karena khawatir gigi anaknya akan cepat berlubang dan rusak. Namun si anak tidak terlalu menghiraukan nasihat ibunya itu dan tetap saja meneruskan kesukaannya.

Hingga suatu ketika si ibu berniat minta nasihat ke seorang bijak yang dia kenal dan juga tokoh yang sangat dikaguminya, Mahatma Gandi. Ya, si ibu menemui tokoh besar india yang luar biasa itu. Dia membawa anaknya serta. 

Sampai di tempat tuan Gandhi berada, si ibu menceritakan maksud dan tujuan dari kedatangannya. Setelah mendengar semua cerita dari si ibu, tuan Gandhi hanya berucap, ‘Datanglah kembali, seminggu lagi’. Hanya itu saja kalimat dari pengajar gerakan a-himsa itu. Tidak ada kalimat lain yang disampaikannya. Karena hormatnya, si ibu menuruti, bersama sang anak ia kembali pulang ke rumahnya. 

Minggu depannya, si ibu kembali datang ke tempat Gandhi. Kemudian Gandhi menghampiri si anak dan menasihatinya. Setelah menerima nasihat dari Gandhi si ibu dan anak pun pulang. Benar saja, setelah menerima nasihat tersebut kebiasaan makan permen si anak berhenti total. Tentu saja si ibu sangat senang melihat perubahan dari anaknya itu. Namun ia bertanya-tanya dalam hati, ko bisa ya nasihat tuan Gandhi yang hanya sekali itu saja bisa merubah kebiasaan si anak.

Dengan rasa penasaran yang sangat, si ibu kembali menemui tuan Gandhi dan bertanya, ‘Wahai tuan guru, apa kiranya kalimat yang tuan guru nasihatkan ke anak saya?”. Tuan Gandhi menjawab dengan tenangnya, ‘Saya hanya minta, Nak, jangan makan permen lagi ya karena bisa merusak gigimu’. Ha, ekspresi si ibu semakin terlihat bingung. Terus si ibu menanyakan, “Kenapa kalau hanya dengan satu kalimat nasihat itu saja saya harus menunggu selama seminggu? Tuan Gandhi menjawab, “Ketika pertama kali ibu datang, saya masih suka mengkonsumsi permen juga. Sehingga saya meminta ibu untuk kembali menemui saya seminggu kemudian. Dan selama seminggu itu saya menghentikan kebiasaan saya makan permen”. 

Wow, luar biasa! sebuah kisah yang sangat inspiratif telah diajarkan oleh founding father India itu kepada dunia. Cerita ini demikian hebatnya sehingga sudah menjadi menu wajib bagi guru-guru kepemimpinan dalam menyampaikan contoh role-model leadership pada setiap trainingnya, atau istilah yang sering disampaikan oleh para trainer ilmu kepemimpinan masa kini adalah walk the talk. Laksanakan apa yang Anda ucapkan. Selaraskan ujaran dan tindakan. Back up your talks with real actions!

Kalimat yang berdaya ubah dahsyat terhadap sikap dan pandangan orang lain adalah kalimat lisan yang dibuktikan dengan tindakan. Walk the talk, seperti kisah di atas. Jika seorang pemimpin pandai berkata-kata, namun tindakan tidak menampilkan kesesuaian dengan perkataannya itu, percayalah, pemimpin seperti ini hanya sedang berjalan menuju pinggir jurang degradasi.

Semoga kita semua bisa menjadi pemimpin yang walk the talk, di level manapun kita berada. Amin. 

Bandung, 15 November 2011
*Dimuat juga di http://hminews.com

Monday, November 14, 2011

Beralihlah, Dari Ego Menuju Geo


Seorang bijak berkata bahwa dewasa itu adalah sikap. Sama sekali tidak terpaut dengan usia. Boleh jadi mereka yang usianya sudah tua namun belum dewasa, atau sebaliknya, seseorang yang relatif masih muda usianya tapi begitu dewasa sikapnya.

Sebenarnya dewasa itu seperti apa? Pasti akan kita temukan banyak jawaban untuk pertanyaan tersebut. Diantara jawaban yang saya temukan, kalimat berikut ini adalah favorit saya: ‘Orang yang semakin dewasa mulai mengalihkan perhatiannya dari dirinya sendiri ke orang lain! Ada perubahan sikap yang mulai terlihat bagi yang dewasa, terkait perhatian dan kepentingan. 

Semakin dewasa, semakin tidak memikirkan diri sendiri. Perhatiannya sudah tidak mementingkan diri sendiri lagi (ego), tapi bergeser terhadap memikirkan, mengusahakan, dan melayani kepentingan orang lain atau alam sekitarnya (geo). Sikap seperti ini jugalah yang disamakan dengan sikap kepahlawanan. Kepahlawanan itu tidak hanya memikirkan kepentingan orang lain, namun juga rela mengorbankan resources-nya untuk kepentingan orang lain yang lebih banyak. 

 Bagi yang memiliki sikap kepahlawanan ini sudah pasti kedewasaan menjadi identitas mereka. Identitas yang tidak perlu menuntut klaim. Karena klaim yang dilakukan oleh seseorang atas sikap atau hal kepahlawanan yang pernah dilakukannya hanyalah menunjukkan kekerdilan jiwanya.Sementara jiwa yang kerdil tak akan beroleh kebahagiaan. Berbeda dengan jiwa besar, jiwa dewasa, jiwa pahlawan, yang pasti akan berujung pada kebahagiaan. Kebahagian dalam melayani, membantu, dan berbagi. 

Berbagi bisa dengan cara apa saja. Bagi yang mampu secara ekonomi, dapat berbagi dengan hartanya. Bagi yang mampu secara ilmu, dapat berbagi dengan ilmu pengetahuanya. Bagi yang mampu secara tenaga, dapat berbagi dengan tenaganya. Demikian juga bagi yang memiliki kemampuan-kemampuan lainya. 

Kemampuan yang dimiliki oleh orang dewasa ini, mereka anggap adalah benar-benar ‘titipan’ Tuhan Yang Maha Pemberi. Dengan demikian, kewajiban untuk membagikannya adalah perintah yang tidak dapat dikompromikan. Apalagi dalam ajaran agama yang kita yakini, bahwa memberi adalah cara terbaik untuk dapat menerima. Semakin banyak memberi semakin banyak menerima, demikianlah sinyalemen dari the power of giving.

Karena orang dewasa sudah siap mengalihkan kepentingan dirinya (ego) menuju kepentingan orang lain atau  lingkungan dan alam sekitarnya (geo), maka the secret of giving itu sudah terbuka selebar-lebarnya bagi mereka. Semakin mereka melayani geo, semakin pula geo melayani ego. Sehingga janji Allah atas ganjaran bagi yang banyak bersedekah atau berinfak dalam surat al-Baqarah: 261 yang artinya sebagai berikut ini adalah sebuah kebenaran yang nyata.

"Perumpaan orang yang menginfaqkan hartanya pada jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendaki, Allah maha luas , lagi maha mengetahui." (QS. SURAH-AL-BAQARAH: 261).

Mudah-mudahan kita semua dapat menarik manfaat dari tulisan singkat ini, terutama bagi penulis sendiri. Amiin

*Pictures in this blog are powered by google
Bandung, 14 November 2011

Friday, November 11, 2011

Status Sejuta Ummat: 111111


Hari ini kita menyaksikan hampir semua orang yang aktif di sosial media –entah itu Facebook, Twitter, Blackberry Messenger, Yahoo Messenger, dlsb- menuliskan angka berikut ini sebagai statusnya: 111111, atau bisa ditulis dengan bentuk lain: 11-11-11, 11-11-2011 atau sebelas sebelas sebelas. 

Kira-kira apa ya motivasi mereka (pembuat status) menulisnya? Macam-macam tentu, dan mereka sendirilah yang tahu persisnya. Namun dalam pandangan saya, setidaknya hal-hal berikut ini menjadi alasannya: mungkin ada yang hanya sekedar iseng saja, ada yang mengikuti ‘trending topic’, ada yang ingin terlihat gaul, ada yang selalu ingin ‘eksis’, dan mungkin juga ada yang percaya dari sisi ‘mistis’-nya? Semoga tidak percaya beneran ya, karena dikhawatirkan jadi perbuatan syirik.

And last but not least, ada juga yang punya motivasi untuk belajar menulis. Seperti saya saat ini. hehehe (maaf tidak bermaksud sombong:). Orang lain saja bisa dengan lincah dan mudahnya menggoreskan tintanya, atau menekan tut keyboardnya, atau memainkan jempolnya untuk menuliskan status fenomenal ini, lalu mengapa saya tidak tertantang untuk melatih diri untuk menulis? Atas dasar ‘tantangan internal’ itulah tulisan singkat ini terlahir.
--

Seandainya saja hari ini adalah Sabtu atau Minggu, atau hari libur nasional, saya yakin akan terjadi kawin massal pada hari ini. Walaupun tetap saja memang banyak yang melangsungkan pernikahannya di hari kerja ini. Bagi mereka semua kita doakan semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah. Amin.

Betapa tidak jadi fenomena, ternyata di masyarakat kita ‘kepercayaan’ pada angka-angka masih sulit dihilangkan. Meskipun dalam agama tidak ada ajarannya. Namun tetap saja fenomena hitung hari, hitung tanggal ini ‘dipercaya’ bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan. 

Tadi saya sempat melihat ada seorang teman di Blackberry messenger yang menuliskan status seperti berikut ini: “11-11-11, It’s time to make a wish”. Lho? Ko harus menunggu satu momen seperti hari ini baru make a wish? Di hari lain memang tidak bisa? Tentu saja make a wish bisa kapanpun termasuk hari ini. Namun menganggap hari ini sangat istimewa dibandingkan hari-hari lain agak sedikit lebay ya. Entahlah. Namun ini nyata terjadi di sekitar kita. It’s a phenomenon.
--

Sebagai pribadi yang mengaku beriman kepada Allah yang Maha Kuasa dan Penentu takdir, tentu kita harus mengimani bahwa tidak ada kebaikan dan keburukan diluar takdir-NYA. Hanya DIA-lah penentu segalanya, pengatur kehidupan kita. Kebaikan dan keburukan tentu tidak datang dari tanggal cantik ini. Takdir sudah ditentukan untuk setiap masa yang kita lalui, termasuk hari ini 11-11-2011 dan hari-hari lainnya yang telah dan atau yang akan kita lalui. Mempercayai adanya ‘kekuatan’ 11-11-11 yang dapat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan tentu merupakan hal yang terlarang karena mengarah pada ‘menyekutukan’ Tuhan Yang Maha Esa. Na'udzubillahi min dzalik.

Semoga kita senantiasa diberi hidayah dan inayah-Nya untuk selalu bisa berjalan di garis dien yang benar dan mulia serta terhindar dari hal-hal yang menjerumuskan kita kepada perbuatan menyekutukan-NYA. InsyaAllah wa Amiin ya Rabb ‘alamin. 

Berikut ini adalah beberapa ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang larangan berbuat syirik:
Allah SWT berfirman (yang artinya): 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa besar." (An-Nisaa': 48).  

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (An-Nisaa': 116). 

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Jannah, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun." ( Al-Maa-idah: 72). 

“Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka (adalah) ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al-Hajj: 31). 

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'." (Az-Zumar: 65). 

Maha benar Allah dengan segala firman-NYA.
--

Bandung 11-11-2011; 18:32
*pictures in this blog are powered by google 
Dimuat juga di: http://hminews.com/news/status-sejuta-ummat-111111/

Mujaharah

Perbuatan “mujaharah (menyebarkan kemaksiatan)” tampaknya telah menjadi budaya sosial masa kini. Ditunjang oleh kemajuan sains dan teknologi, misalnya melalui HP dan internet, orang tidak merasa risih mempublikasikan kemaksiatan yang telah dilakukannya. Maka, tersebarlah video dan gambar porno yang telah dilakukannya tadi, lalu dilihat dan disaksikan oleh orang sedunia.

Bila rasa malu telah hilang di hati, maka itulah pertanda bahwa keimanan telah terbang meninggalkan diri…

Umat muslim yang baik tentulah memperhatikan pesan Nabinya….

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إلاَّ الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ (البخارى ، ومسلم عن أبى هريرة) أخرجه البخارى (5/2254 ، رقم 5721) ، ومسلم (4/2291 ، رقم 2990) . (فتح الباري - ابن حجر - (ج 1 / ص 100) قوله إلا المجاهرين أي المعلنين بالمعصية والجهر ضد السر)

Seluruh ummatku dima’afkan kecuali mujahirin (orang-orang yang menyebarkan kemaksiatan)… Termasuk perbuatan mujaharah (menyebarkan maksiat); seseorang yang melakukan perbuatan (maksiat) tertentu di malam hari, kemudian di pagi hari – padahal Allah telah menutupi rahasianya— dia berkata: “Hai fulan! Semalam saya berbuat begini begitu…” Sungguh dia melewati malam hari dimana Tuhannya menutupi rahasianya. Lantas di pagi hari dia singkapkan rahasia yang ditutupi Allah terhadap dirinya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim bersumber dari Abu Hurairah)
Na'udzubillahi min dzalik.
---
*Diambil dari tulisan Ustadz Abdul Muis Mahmud

Thursday, November 10, 2011

Deja Vu

Pernahkan anda mengunjungi sebuah rumah untuk pertama kalinya dan tiba-tiba anda merasa familiar dengan rumah tersebut ? Atau pernahkah anda berada dalam suatu peristiwa ketika tiba-tiba anda merasa bahwa anda sudah mengalaminya walaupun anda tidak dapat mengingat kapan terjadinya ? itulah deja vu, salah satu fenomena misterius dalam kehidupan manusia.  
Deja Vu juga terjadi dalam berbagai bentuk. Ada yang hanya bisa mengingat secara samara-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, Deja Vu terdiri dari empat jenis berikut

1. Deja Vu
Deja Vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat dan merasa aneh.


2. Deja Vécu
Perasaan yang terjadi pada Deja vecu lebih kuat daripada Deja Vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.


3. Deja Senti
Deja Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.


4. Jamais Vu
Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari Deja Vu. Kalau Deja Vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe Deja Vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.


5. Deja Visité

Deja Vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Deja Visité berkaitan dengan tempat atau geografi.


Mengapa Deja Vu bisa terjadi?

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa Deja Vu bisa terjadi? Jangan berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut.

Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.

Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu
Recollection dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.

Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah contoh Familiarity.


Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.


Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di dunia ini.


Teori-Teori Deja Vu
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.

Pada tulisan ini, tidak mungkin saya membahas 40 teori tersebut satu persatu. Jadi saya akan memilih beberapa teori yang saya anggap perlu diketahui. Pertama, saya akan mulai dari teori psikolog legendaris, Sigmund Freud. Tapi sebelum itu, saya ingin menunjukkan kepada Anda sebuah gambar yang sangat terkenal.


masih ingat kan Anda akan foto ilustrasi "Puncak gunung es" yang terkenal. Para ahli "otak" sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.


Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.


Perhatian yang terpecah - teori ponsel
Seorang peneliti bernama Dr. Alan Brown pernah mengadakan eksperimen yang diharapkan bisa menciptakan ulang proses deja vu. Dalam percobaannya, ia dan rekannya Elizabeth Marsh memberikan sugesti subliminal kepada subjek penelitiannya.

Mereka menunjukkan sekumpulan foto yang menunjukkan lokasi-lokasi yang berbeda kepada sekelompok pelajar dengan maksud bertanya kepada mereka mana yang dianggap paling familiar bagi mereka. Dalam percobaan ini, semua pelajar yang diuji belum pernah mengunjungi lokasi-lokasi yang ada di foto tersebut.


Namun sebelum mereka menunjukkan foto-foto itu, terlebih dahulu mereka menayangkan sebagian foto itu di layar dengan kecepatan subliminal sekitar 10 sampai 20 milidetik. Kecepatan itu cukup bagi otak manusia untuk menyimpan informasi itu di bawah sadar, namun tidak cukup bagi para pelajar itu untuk menyadari dan menaruh perhatian padanya.


Dalam percobaan ini terbukti bahwa lokasi-lokasi pada foto-foto yang sudah ditayangkan dengan kecepatan subliminal dianggap paling familiar bagi para pelajar itu.


Eksperimen serupa pernah diadakan oleh Larry Jacobi dan Kevin Whitehouse dari Washington University. Bedanya, mereka menggunakan sekumpulan kata-kata, bukan foto. Namun hasil yang didapat sama dengan eksperimen Dr. Alan Brown.


Berdasarkan pada hasil eksperimennya, Dr. Alan Brown kemudian mengajukan sebuah teori yang disebut sebagai teori ponsel (atau perhatian yang terpecah).


Teori ini mengatakan bahwa ketika perhatian kita terpecah, maka, secara subliminal, otak kita akan menyimpan informasi mengenai kondisi di sekeliling kita namun tidak benar-benar menyadarinya. Ketika perhatian kita mulai fokus kembali, maka segala informasi mengenai sekeliling kita yang tersimpan secara subliminal akan "terpanggil" keluar sehingga kita merasa lebih familiar. Ini sama seperti bongkahan es di bawah permukaan air yang naik ke atas permukaan.


Contoh, jika kita memasuki sebuah rumah sambil ngobrol dengan orang lain, maka perhatian kita tidak akan terpaku kepada kondisi rumah itu, namun otak kita telah menyimpan informasi itu secara subliminal di bawah sadar. Ketika kita selesai ngobrol, pikiran kita mulai fokus dan informasi yang tersimpan di bawah sadar mulai muncul. Seketika itu juga kita mulai merasa familiar dengan rumah itu.


Jadi, berdasarkan teori ini, deja vu tidak berhubungan dengan kejadian di masa lalu yang telah berlangsung lama.


Memori dari sumber lain
Ada lagi teori yang lain. Teori ini percaya bahwa otak kita menyimpan banyak memori yang datang dari berbagai aspek kehidupan kita, seperti film yang kita tonton, gambar ataupun buku yang kita baca. Informasi-informasi ini kita simpan tanpa kita sadari. Sejalan dengan lewatnya waktu, maka ketika kita mengalami peristiwa yang mirip dengan informasi yang pernah kita simpan, maka memori yang tersimpan di bawah sadar kita akan bangkit kembali.

Contoh, sewaktu kecil, mungkin kita pernah menonton sebuah film yang memiliki adegan di sebuah tugu atau monumen. Ketika dewasa, kita mengunjungi tugu ini dan tiba-tiba kita merasa familiar walaupun kita tidak ingat dengan film tersebut.


Teori ini mirip dengan teori ponsel, tapi teori ini setuju bahwa deja vu berhubungan dengan kejadian yang telah berlangsung lama di masa lampau.


Teori Pemrosesan Ganda (visi yang tertunda)
Dalam banyak hal, teori-teori mengenai penyebab Deja Vu tidak berbeda jauh dari yang diajukan oleh Sigmund Freud. Namun seorang peneliti bernama Robert Efron berusaha melihat lebih jauh kedalam mekanisme otak, bukan sekedar pikiran sadar atau tidak sadar. Walaupun sangat teknikal, teori yang diajukannya dianggap sebagai salah satu teori Deja Vu terbaik yang pernah ada.

Teori Efron ini berhubungan dengan bagaimana cara otak kita menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek. Ia menguji teori ini pada tahun 1963 di rumah sakit Veteran Boston. Menurutnya, respon syaraf yang terlambat dapat menyebabkan deja vu. Hal ini disebabkan karena Informasi yang masuk ke pusat pemrosesan di otak melewati lebih dari satu jalur.


Efron menemukan bahwa
Lobus Temporal dari otak bagian kiri bertanggung jawab untuk mensortir informasi yang masuk. ia juga menemukan bahwa Lobus Temporal ini menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.

Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu.


Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.


Tapi jika Anda bertanya mengenai pendapat saya, maka saya rasa Sigmund Freud telah memecahkan misterinya.


(Dari article mas Hendry Risjawan)

Monday, November 7, 2011

Gnothi Seauton!


Judul tulisan ini diambil dari pepatah Yunani Kuno yang bermakna ‘kenali dirimu sendiri!’. Kalimat ini cukup terkenal di kalangan pembelajar filsafat, karena memang diajarkan oleh seorang filsuf, Socrates. Ini adalah pernyataan filosofis yang mengakar. Sebuah kalimat perintah yang bermakna sangat dalam bagi siapapun yang akan (sedang) melakukan perbaikan diri. Karena perbaikan diri akan berproses dengan baik manakala seseorang mengenal dirinya dengan baik pula. Untuk itulah, ‘mengenal’ diri sendiri adalah sebuah keniscayaan.

Dalam berkehidupan, pengetahuan yang luas akan kapasitas diri sendiri, akan menentukan seperti apa seseorang bersikap dan bertingkahlaku. Usaha-usaha terhadap perbaikan kualitas kehidupan terniscaya dimulai dari pengenalan diri sendiri. Imam al Ghazali pernah mengatakan bahwa  manusia yang paling dekat dengan dirimu adalah dirimu sendiri. Manusia yang paling membutuhkan perubahan adalah dirimu sendiri. Karena itulah dikatakan, jika Anda ingin mengubah dunia, maka mulailah dari diri Anda sendiri. Dalam konsep seperti inilah AA Gym (KH. Abdullah Gymnastiar) mengembangkan ‘teorinya’ dalam cara mengubah dunia dengan 3M yang terkenal itu: Mulai dari diri sendiri; Mulai dari hal-hal yang kecil; Mulailah saat ini. Tapi tulisan ini bukanlah untuk mengulas 3M tersebut. Hanya fokus pada ‘pengenalan’ diri sendiri saja.

Kenapa mengenali diri sendiri itu penting? Karena dalam usaha mengenali diri sendiri akan ada proses dialog internal. Disana akan diajukan beberapa pertanyaan berikut ini: Siapa saya? Apa peran saya? Kapan saya akan menggapai sasaran saya? Apakah alasan keberadaan saya? Apa yang sedang saya kerjakan? Apa manfaat saya bagi orang disekitar saya? Keahlian dan kehebatan apa yang saya miliki? Dan lain sebagainya.

Selanjutnya, dalam proses dialog internal itu akan (perlu) ada pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Apakah yang saya berikan untuk diri saya? Apakah yang saya berikan untuk keluarga saya? Untuk lingkungan sekitar saya? Untuk tanah air saya? Untuk agama saya? Untuk seluruh umat manusia? Dan akhirnya bisa jadi kita (mungkin) menyadari, wow, ternyata belum mengenal diri sendiri.

Para pembaca sekalian mungkin juga akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang semakna, dan itu pasti akan banyak sekali. Ketahuilah bahwa itu bukan sembarang pertanyaan. Ia tidak muncul begitu saja dan tiba-tiba, namun merupakan hal-hal yang nyata dan terjadi di depan mata.

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan membuat seseorang sibuk dalam mengurus dirinya sendiri. Sibuk dengan kesalahan dan kekeliruan yang pernah dilakukan. Ia akan sibuk dalam berusaha menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban (tindakan) yang mengarah pada perbaikan diri. 

Orang yang senantiasa melakukan dialog internal dalam dirinya dan melakukan tindakan-tindakan positif untuk menjawabnya, pasti akan terhindar dari kesibukan mencari kesalahan orang lain. Dan ini sudah merupakan ‘amalan yang soleh.

Berdasarkan pada penjelasan singkat di atas maka ditarik kesimpulan bahwa makna dari gnothi seauton sesungguhnya bukan makna literal saja; kenali dirimu sendiri. Tapi lebih luas dari itu, ia menuntun kita –setelah mengenal diri- ke arah memperbaiki diri, dan seiring dengan itu akan berkontribusi dalam memperbaiki kehidupan dunia. InsyaAllah.

Bandung, 07 November 2011, 06:30 AM
dimuat juga di: http://hminews.com/news/gnothi-seauton/

Thursday, November 3, 2011

'Mandi dan Motivasi'

Zig Ziglar, motivator kenamaan masa kini yang juga penulis buku best seller dunia ‘See You at the Top’, menyebutkan bahwa kebutuhan manusia akan motivasi seperti kita butuhkan mandi. Ya, memang seperti itulah analogi sederhananya. 

Kebutuhan terhadap motivasi disamakan dengan kebutuhan terhadap mandi? Artinya, jika waktu mandi terakhir yang kita lakukan sudah cukup lama, pasti muncul rasa yang tidak nyaman di tubuh. Jika sudah tidak lama melakukan kegiatan ‘mandi’, badan bisa gatal-gatal. Perasaan terasa mengantuk terus. Tidak segar, dll. Pada saat seperti itulah kita perlu mandi. Sehingga mandi tidak hanya kewajiban di waktu pagi dan sore, mau berangkat kerja dan pulang kerja, atau pada saat mau berangkat sekolah bagi para pelajar saja, tapi mandi sudah menjadi kebutuhan.  Sehingga jika tidak melakukannya akan merugikan diri sendiri. 

Karena mandi adalah kebutuhan tubuh (diri), maka kita akan berusaha untuk memenuhinya. Pemenuhan kebutuhan adalah sesuatu yang selalu diperjuangkan. Apapun bentuk kebutuhannya, manusia akan terus berupaya memenuhinya. 

Demikian juga lah kebutuhan kita terhadap motivasi. Harus dipenuhi. Supaya kita bisa bersemangat untuk memenuhi kebutuhan terhadap motivasi tersebut, kita harus terlebih dahulu menerima paradigma Zig Ziglar di atas. Cara pandang yang meyakini bahwa manusia membutuhkan motivasi yang sering, konsisten dan berketerusan.

Karena sebagai manusia, kondisi hati kita sangat terpengaruhi oleh kejadian, peristiwa, dan kondisi sekitar. Sehingga level motivasi pun sangat punya keterkaitan dengan suasana hati tersebut. Hal ini berlaku umum. Terjadi kepada siapapun. Dengan demikian, agar motivasi tingkat tinggi agar terus terjaga ditengah ‘gempuran’ keadaan sekitar, maka kita butuh akan ‘mandi’ motivasi. Jika tidak segera ‘mandi’ motivasi’, maka hati, perasaan, dan motivasi akan terasa tidak nyaman, gatal-gatal dan tidak segar. Kebutuhan ini bukan hanya berlaku bagi masyarakat umum. Bahkan seorang motivator pun harus selalu berupaya melakukan kegiatan-kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan terhadap motivasi tersebut.  

Penulis buku The Courage to Succeed: Menjadikan Hidup Sebagai Mahakarya, Ruben Gonzalez, yang juga atlet seluncur es peraih medali emas di Olimpiade 1984, menyampaikan poin-poin berikut ini yang menurut saya bisa membantu kita untuk bisa terus termotivasi. Ruben menjelaskan bahwa untuk mengubah catatan motivasi dan inpirasi di bukunya menjadi perilaku yang positif dan penuh motivasi dalam setiap kegiatan yang kita lakukan sehari-hari maka perlu melakukan beberapa hal berikut. 

1.       Baca buku, kalimat, ungkapan, dan frasa-frasa motivasi berkali-kali.
2.       Garisbawahi dan buatlah catatan terhadap kalimat motivasi tersebut.
3.       Baca ulang kalimat-kalimat yang telah digarisbawahi dan warnai.
4.       Terapkan segera materi yang kita pelajari.
5.       Prioritaskan apa yang hendak kita pelajari.
6.       (Ini poin tambahan dari saya), meniru ungkapan Sunan Kali Jaga dalam Tombo Ati-nya: Bergaullah dengan orang-orang soleh (baca: motivator)J.

Dengan menerapkan keenam poin di atas secara konsisten, insyaAllah kebutuhan kita terhadap motivasi tetap bisa terpenuhi.

Semoga berguna.

Bandung, 3 November 2011, 16:43:00
Dimuat juga di: http://hminews.com/news/mandi-dan-motivasi/

Tuesday, November 1, 2011

'Procrastination'


Kebiasaan terus menerus menunda suatu tugas atau pekerjaan yang tidak disuka dan malah mengerjakan tugas atau pekerjaan lain dalam bahasa psikologi disebut procrastination. Orang yang memiliki gejala ini disebut procrastinator. Walaupun kelihatan seperti masalah sepele tetapi akan sangat merugikan apabila seseorang menjadi procrastinator terlalu lama. Ada beberapa ciri yang biasa dimiliki oleh seorang procrastinator. Apakah kita termasuk salah satunya?

1. Optimis vs takut
Seorang procrastinator biasanya sangat percaya diri bisa menyelesaikan satu pekerjaan dalam waktu singkat. Misal, kita merasa mampu membuat pembukuan dalam waktu 2 jam. Jadi jika ada waktu 12 jam, 10 jam bisa dipakai untuk bersantai, dong. Padahal, alasan sebenarnya karena malas, takut tidak bisa, atau tidak menyukai pekerjaan ini.

2.  Merasa terlalu sibuk
Merasa terlalu sibuk akhirnya membuat seseorang procrastinator jadi tidak mengerjakan tugas yang seharusnya dia kerjakan. Misal, kita merasa tidak bisa membuat pekerjaan karena harus membersihkan kamar sekaligus memasak. Padahal pada akhirnya, tidak satu pun dari tugas itu yang dikerjakan.

3. Keras kepala
Seorang procrastinator merasa kalau dia sama sekali tidak bisa dipaksa untuk melakukan sesuatu. Ini karena adanya keyakinan, segala sesuatu harus diatur oleh diri sendiri atau harus menunggu mood bagus muncul dengan sendirinya.

4. Selalu menjadi korban
Karena tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik atau mendapatkan nilai jelek, seorang procrastinator merasa dia adalah korban dari keadaan. Sayangnya procrastinator sama sekali tidak sadar jika itu semua akibat dari kesalahannya sendiri.

5. Suka beralih
Saat harus mengerjakan tugas, tiba-tiba kita ingin mendengarkan musik atau menonton TV. Ini salah satu ciri procrastinator yang sering dimiliki seseorang. Karena ingin menghindari tugas yang bikin takut, akhirnya procrastinator memilih untuk melakukan hal lain yang kurang penting.

Ada beberapa hal yang bisa menimbulkan sifat procrastination:
1. Kepercayaan yang salah (false belief).
Maksudnya adalah kepercayaan yang salah jika kerja lebih baik dan lebih terasa menantang jika kita berada di bawah tekanan atau waktu yang sempit.

2. Takut gagal.
Ketakutan berlebih jika kita bakal gagal mengerjakan tugas itu dan akhirnya lebih memilih menghindar.

3. Perfeksionis.
Yang akhirnya membuat kita merasa tidak perlu mengerjakan satu tugas yang tidak kita sukai.

4. Terburu-buru.
Sifat buru-buru atau biasa disebut impulsif membuat procrastinator cepat sekali beralih melakukan hal lain selain tugas utamanya.

5. Memberontak.
Procrastination bisa muncul sebagai reaksi pemberontakan terhadap orang tua ataupun atasan yang otoriter alias suka mengatur kehidupan/pekerjaan kita. Procrastinator memberontak dengan cara tidak ingin diatur dalam kehidupan/pekerjaan.

From: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9219213