Bagi Sobat Bloggers yang mau tukeran link, monggo ditunggu konfirmasinya di email feribatahan@yahoo.com ya. Terimakasih dan tetap SEMANGAT Kakak! ****** Yang ingin berdiskusi tentang Customer Operation, Contact Center, People Management, Ecommerce, Digital Marketing hingga Hypnotherapy juga boleh via WA +6281999798081:)

Saturday, October 1, 2022

ZIMEM DEFTERI; BUKU PELUNASAN UTANG

Ada tradisi indah dari kekhalifahan Turki Utsmani dalam membantu orang-orang miskin. Tradisi yang ratusan tahun dipraktekkan ini bahkan masih dapat ditemukan dalam beberapa provinsi di Turki hingga hari ini. Namanya tradisi ‘buku hutang’, Zimem defteri. Biasa disebut juga sebagai tradisi buku penghapusan hutang.

Seperti apa ceritanya?
Toko dan warung penyedia bahan kebutuhan masyarakat yang terdapat di wilayah kekuasaan Turki Utsmani membolehkan pembelinya untuk berhutang. Tentu bagi mereka yang kurang mampu. Setiap hutang yang dibuat, dicatat dalam zimem. Semua tertulis rapi. Ada data siapa penghutang dan berapa jumlah hutangnya.
Pada waktu-waktu tertentu, terutama di bulan Ramadhan, para orang kaya yang soleh dan berjiwa sosial, termasuk kalangan istana, akan menyamar dengan menggunakan pakaian sederhana. Kemudian mereka akan masuk ke toko dan warung-warung untuk menanyakan zimem defteri. Mereka akan menghitung berapa banyak hutang orang miskin di warung/toko yang dikunjungi. Lalu orang-orang kaya ini akan melunasi hutang-hutang tersebut.
Dalam proses melunasi hutang yang tercatat di zimem defteri, orang-orang kaya ini tidak melihat siapa yang berhutang. Mereka lakukan secara acak saja. Berbuat baik diam-diam. Senyap dalam beribadah. Hanya mengharap ridho dan balasan dari Allah. Tak perlu gelar dermawan yang harus diceritakan ke orang-orang. Pun, bagi yang dibantu. Mereka tak pernah tahu siapa yang melunasi hutang mereka. Sehingga benar-benar tidak ada perasaan yang tidak enak. Yang melunasi dan dilunasi sama-sama tidak tahu sama lain. MasyaAllah.
Kisah ini mengingatkan kita bagaimana indahnya kepemimpinan kekhalifahan Islam di Turki. Bahkan cerita seperti ini tidak hanya tentang manusia saja. Bahkan serigala pun disana tidak dibiarkan kelaparan. Kenapa? Karena kalau serigala lapar, mereka akan turun gunung ke desa-desa dan menjadi ancaman serius bagi hewan ternak dan warga desa. Makanya khalifah memerintahkan untuk melakukan ‘sedekah daging untuk serigala’ yang dikirim ke gunung-gunung untuk jadi santapan rutin serigala. MasyaAllah.

Semoga kita dapat menarik hikmah dan pelajaran dari tradisi luar biasa di Turki Utsmani tersebut. InsyaAllah!

*Disarikan dari beberapa sumber

PENDIRI KOTA MANILA TERNYATA PERANTAU INDONESIA ASAL SUMATERA BARAT

JEJAK SEJARAH YANG TERLUPAKAN

Ternyata tidak banyak yang tahu jika tersebarnya agama Islam di Filipina dibawa oleh putera Indonesia asal Minangkabau, Raja Sulaeman Catatan sejarah menyebut sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri Filipina.


Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Seperti yang diungkapakan Mochtar Naim dalam disertasinya, 'Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabau' tahun 1974, Mochtar Naim menemukan jejak rantau orang Minangkabau di Filipina.
Dalam penelitiannya Mochtar Naim menyebutkan, pendiri Kota Manila adalah Raja Sulaeman dari Minangkabau. Sedangkan kerajaan Sulu di Selatan Filipina didirikan Raja Baginda, juga dari Minangkabau.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila.
---
Tulisan di bawah patungnya di Rajah Sulayman Park, Manila
RAJAH SULAYMAN
(Manila, d. 1571)
The brave Muslim ruler of the kingdom of Maynilad (Manila) who refused
the offer of “friendship” by the Spaniards which actually meant the loss
of the freedom of his people. He fought the Spaniard under Miguel Lopez de Legasi twice in 1570 and 1571, resulting in the burning of his kingdom.
on the second battle, the Battle of Bankusay on June 3, 1571.
Rajah Sulayman perished with 300 of his warriors.
Terjemahan:
RAJAH SULAYMAN
(Manila, m. 1571)
Penguasa Muslim pemberani dari kerajaan Maynilad (Manila) yang menolak tawaran "persahabatan" oleh orang-orang Spanyol yang sebenarnya berarti kehilangan kemerdekaan rakyatnya. Dia melawan penjajah Spanyol di bawah komando Miguel Lopez
de Legasi dua kali pada tahun 1570 dan 1571, yang mengakibatkan runtuhnya kerajaannya.
Pada pertempuran kedua, Pertempuran Bankusay pada 3 Juni 1571.
Rajah Sulaiman tewas bersama 300 prajuritnya.
---
Terkait keterangan foto patung ini dapat dilihat di sini: https://www.waymarking.com/.../WMAY5X_Rajah_Sulayman...

PEMUDA JUJUR MENIKAHI GADIS 'JELEK, BUTA, TULI, BISU DAN LUMPUH'(*)

Suatu pagi, Tsabit bin Nu'man berjalan di kota Kufah, tiba-tiba sebuah apel jatuh dari sebuah kebun. Tsabit mengambil dan memakan separuh. Seketika itu Tsabit sadar bahwa apel itu bukan miliknya. la pun langsung masuk kebun dan menceritakan apa yang telah terjadi kepada tukang kebun.

"Maafkan aku dan ambillah sisanya!"
"Aku tak bisa memaafkanmu. Ini bukan kebunku, tapi kebun majikanku”
"Di mana rumah majikanmu? Aku akan memintanya memaafkanku." "Perjalanan sehari semalam dari sini."
"Aku akan tetap menemuinya sejauh apa pun rumahnya!" kata Tsabit dalam hati, "Aku tak boleh memakan sesuatu tanpa seizin pemiliknya. Sebab Nabi telah bersabda, 'Setiap tubuh yang tumbuh dari makanan yang haram akan dimasukkan neraka."(HR Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dan Abu Nu'aim dalam Al Hilyah dari Abu Bakar)
Tsabit lantas berjalan kaki hingga tiba di rumah si pemilik kebun.
"Tuan," ujar Tsabit usai mengucapkan salam, "Maafkan aku. Aku telah memakan apel Anda, dan ini sisanya!"
Pemilik kebun itu menatapnya penuh keheranan.
"Aku tidak akan memaafkanmu!" tukasnya, "Kecuali dengan satu syarat!"
"Apa itu?" Tanya Tsabit.
"Kamu menikahi putriku!"
"Inikah syaratnya?" Tanya Tsabit dalam hati, "Aku makan separuh buah apelnya dan agar dia memaafkanku, aku harus menikahi putrinya?"
Dan sebelum Tsabit sadar dari kebingungannya, si pemilik kebun menimpali.
"Sebelum kamu menikah dengannya, aku akan memberitahukan ciricirinya agar nanti kamu tak menuduhku telah menipumu. Anakku itu buta, bisu, tuli, dan lumpuh!"
Tsabit bin Nu'man semakin bingung. Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan gadis yang buta, buta, bisu, tuli, dan lumpuh? Semua itu hanya supaya ia mau memaafkan karena separuh apelnya yang telah dimakannya? Bukankah masih banyak syarat-syarat lain yang lebih ringan? Ketika Tsabit dalam kondisi seperti itu, si pemilik kebun menegaskan. "Tanpa memenuhi syarat ini, aku tidak akan memaafkanmu!" "La haula wa Ia quwwata illa billah!" Gumam Tsabit.
Lagi-lagi si pemilik kebun mengatakan, "Aku tadi lupa memberitahumu bahwa putriku itu jelek! Aku harus mengatakan semua itu karena Rasulullah telah bersabda, "Orangyang menipu kami bukan termasuk golongan kami."
Tsabit menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sambil menggumamkan ayat, "(Yaitu) mang-orang Yang apabila ditimpa mereka berkata 'Inna lillahi wa inna ilahi raji'un (sesungguhnya kami rnilik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)" (Al-Baqarah: 156).
"Bagaimana?" Tanya pemilik kebun.
"La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah."
"Itu kalimat terbaik," kata pemilik kebun, "Tapi maksudku, apa jawabanmu untuk penawaranku ini?"
Tsabit bingung dan terkejut bukan karena harus menikahi gadis Yang jelek, buta, bisu, lagi lumpuh itu. Tapi ia heran karena memikirkan rahasia senyuman yang menyungging di bibir ayah gadis tersebut!
Akhirnya, Tsabit menerima tawaran tersebut. la berharap si pemilik kebun itu mau memaafkannya. la hanya mengharapkan pahala yang sempurna ketika mau menikahi gadis yang jelek, buta, bisu, tuli, dan lumpuh tersebut. Dan sebelum itu ia tak pernah membayangkan akan menjadi menantu pemilik kebun itu!
Tsabit bersiap-siap menemui istrinya. la tak memikirkan keburukannya sedikit pun. la masih bingung memikirkan arti senyuman ayahnya yang mengembang di bibirnya sesaat sebelum ia mau menerima menjadi menantunya. Apakah ia heran pada keluguannya yang telah berjalan kaki sehari semalam hanya untuk mendapatkan maaf gara-gara separuh buah apel yang telah dimakannya?
Tsabit masuk ke kamar pengantin. Tampaklah seorang gadis membelakanginya.
"Mengapa aku tidak mengucapkan salam terlebih dahulu?" tanyanya dalam hati, "Tapi, tapi ayahnya telah mengatakan bahwa ia tidak bisa mendengar? Lebih baik aku tetap mengucapkan salam saja. Kalau pun ia tak menjawabnya, aku akan tetap mendapatkan sepuluh kebaikan dan jawaban dari para malaikat."
"Assalamu 'alaikum!" ucap Tsabit.
"Wa 'alaikumussalam warahmatullah wa barakatuh"
Sebuah jawaban yang sangat lembut terdengar. Tsabit menoleh ke kanan-kiri. "Apakah para malaikat menjawab salamnya dengan suara yang bisa didengar?" tanyanya dalam hati, "atau, apakah ada dayang gadis ini yang datang?"
Tak ada siapa pun di situ. Yang ada cuma istrinya yang membelakanginya. "Mengapa aku tidak mengatakan sesuatu? Tapi, apa yang harus kukatakan? Salam lagi?”
Dan sebelum Tsabit sempat mengucapkan salam, terdengarlah şuara yang sangat merdu.
"Apakah kamu sudah shalat Isya'?"
Tsabit kembali menoleh ke kanan-kiri. Benar, ternyata istrinyalah yang berbicara. Tapi bukankah ayahnya telah menyebut bahwa ia tuli dan bisu. Istrinya menoleh ke arahnya. Tampaklah seraut wajah yang teramat cantik laksana bulan purnama.
"Ayahmu telah memberitahuku bahwa kamu
"Aku jelek, buta, bisu, tuli, dan lumpuh," timpalnya meneruskan katakata Tsabit.
Gadis itü berdiri! la tidak lumpuh. Kemudian ia mengulurkan tangannya kepada Tsabit! la juga tidak buta.
"Tapi mengapa ayahmu mengatakan kamu buta, bisu, dan lumpuh?"
"Ayahku telah berkata benar."
"Telah berkata benar?"
"Ya. Aku buta karena aku tak pernah melihat segala sesuatu yang diharamkan Allah. Aku bisu karena aku tak pernah menggunjing, mengadudomba, dan berkata duşta. Dan aku lumpuh lantaran kakiku hanya aku pakai untuk menaati Allah."
Tsabit menggeleng-gelengkan kepala dan tersenyum lebar karena telah mengetahui rahasia di balik senyum mertuanya.
---
Dari pernikahan tersebut, lahir seorang ulama shalih, mujadid yang sangat terkenal, yakni Nu’man bin Tsabit atau yang lebih dikenal dengan nama Al-Imam Abu Hanifah. Bersama istrinya yang shalihah, Tsabit mendidik putranya menjadi salah satu imam besar dari empat madzab.
Kisah pemuda yang bukan lain adalah ayah dari Imam Abu Hanifah tersebut terdapat dalam kitab terkenal Al-Aghani karya Abu Al-Faraj Al-Isbahani. Buku terkenal dalam kesusastraan Arab tersebut berisi tentang sajak lagu serta informasi biografi dari tokoh-tokoh Islam terdahulu, para tabi’in dan tabi’ut di masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyyah.
Sebagaimana diketahui, Abu Hanifah merupakan ulama cerdas ahli fiqih dan ahli ra’yi, pelopor mazhab Hanafi. Beliau lahir di Kufah, ibu kota Dinasti Umayyah, pada 80 hijriah atau 699 masehi. Kitabnya yang terkenal, yakni Kitabul-Athar dan Fiqh al-Akbar, yang hingga kini menjadi rujukan hukum fikih bagi para pengikut madzhab Hanafi di seluruh dunia. Dalam mempelajari hadis, Abu Hanifah sempat bertemu dengan sahabat Rasulullah, Anas bin Malik, yang wafat tahun 93 hijriah. Di masa remajanya, Abu Hanifah menghabiskan waktu untuk mempelajari hadis Rasulullah.
Saat ini, mazhab Hanafi merupakan satu dari empat mazhab yang paling banyak dianut Muslim Sunni di dunia. Mazhab tersebut juga menjadi dasar kekhalifahan masa Dinasti Abbasiyyah dan Turki Usmani, serta dianut oleh Kekaisaran Mughal di India. Di era sekarang, mazhab Hanafi banyak digunakan Muslim di beberapa negara Timur Tengah dan Asia Selatan, seperti Turki, Afghanistan, India, Pakistan, Bangladesh, serta di Suriah, Lebanon, Turki, Iran, Irak, dan Palestina.
---
(*) Dikutip dari al Aimah Al arba'ah: Hayatuhum Mawaqifuhum Ara ahum. / Terjemahan: Biografi Empat Imam Madzhab, Abdul Aziz Asy-Syinawi