"Mulai dengan Bismillah, Luruskan Niat. Allah Maha Melihat!"


2021/01/18

MENGGENGGAM MASALAH

MENGGENGGAM MASALAH

Di Afrika, ada sebuah teknik yg unik untuk berburu monyet di hutan-hutannya. Si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa harus menggunakan senapan & obat bius.

Cara menangkapnya sederhana saja. Pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang & sempit. Toples itu diisi kacang yg telah diberi aroma untuk mengundang monyet-monyet dtg. Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya di sore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak di dalam botol tak bisa dikeluarkan. Kok, bisa?

Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yg keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang-kacang yg ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, monyet-monyet itu tdk bisa menarik keluar tangannya. Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak.

Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monye itu tidak akan dapat pergi kemana-mana!

Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah bodoh monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenarnya banyak manusia melakukan hal yg sama spt monyet-monyet tersebut.

Mereka mengambil dan menggenggam dunia ini sebanyak-banyaknya, menyeret mereka dalam kerakusan dan ketamakan. Tak sadar bahwa ketamakannya itu telah menjebaknya dalam lubang permasalahan yang berat, tak sedikit yg terseret dalam penjara, bahkan banyak pula yg kehilangan nyawa saling berbunuh-bunuhan karena harta dunia, layaknya monyet menggenggam kacang.

Andai saja monyet itu mengambil sedikit-sedikit kacang itu dan memakannya tentulah dia selamat dan menikmati kacangnya, tapi ketamakannyalah yg membuat tangannya terjebak dalam lobang hingga bisa jadi dia mati menggenggam kacang. Dan tragisnya dia bahkan tidak sempat merasakan kacang itu..

Andai saja manusia itu tidak tamak, mengambil dunia hanya sekedarnya saja, secukup utk bekal keluarga dan untuk beribadah saja, tentu akan selamat. Tidak terjebak pada penyakit hubbud-dunya (cinta dunia yang berlebihan).

Banyak para salafus soleh dahulu memberi contoh untuk mengambil dunia itu hanya sekedar bisa menegakkan tulang punggungnya untuk berdiri beribadah dengannya. Meski demikian, jangan diartikan ini sebagai larangan menjadi aghniya. Di tangan orang soleh, kekayaan itu bisa menjadi berkah untuk diri, keluarga, lingkungan dan masyarakatnya.

Semoga Bermanfaat.

*sharing lama di fb, anonymous.

No comments:

Post a Comment